Perkembangan Virus Corona


virus corona. Penyakit ini pertama kali terdeteksi di Wuhan, China, pada Desember 2019 lalu. Virus corona ini dengan sangat cepat menyebar ke berbagai negara, bahkan ke seluruh dunia tak terkecuali ke Indonesia. Pada 11 Maret lalu, World Health Organization (WHO) mengumumkan Covid-19 sebagai penyakit pandemi yang melanda dunia.

Di Indonesia, kasus pertama dan kedua Covid-19 diumumkan langsung oleh Presiden Joko Widodo pada 2 Maret lalu. Kasus pertama dan kedua ini menimpa ibu dan anak berdomisili Depok yang tertular dari WN Jepang. Pengumuman ini cukup menghebohkan masyarakat Indonesia. Banyak orang yang mulai melakukan panic buying, memborong hand sanitizer dan masker, bahkan sampai menjual masker dengan harga yang sangat tinggi.

Dalam menanggapi kasus Covid-19 ini, pemerintah mengambil tindakan dengan membentuk Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 pada 13 Maret untuk mengkoordinasikan kegiatan antarlembaga dalam upaya mencegah dan menanggulangi dampak penyakit Covid-19 baru di Indonesia. 
Seiring berjalannya waktu, kasus terkonfirmasi Covid-19 di Indonesia semakin meningkat. Dalam sebulan sejak kasus pertama saja, tercatat ada 1.790 kasus terkonfirmasi Covid-19 per 2 April di Indonesia. Untuk mencegah penyebaran Covid-19, pemerintah memberikan imbauan untuk berkegiatan dari rumah sejak pertengahan Maret lalu. Sekolah, universitas, mall, restoran, bahkan kantor terpaksa menghentikan sementara kegiatan mereka.
Hingga saat ini, berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah pusat maupun daerah untuk menahan laju penularan, mulai dari pemberlakukan PSBB, peningkatan jumlah pemeriksaan PCR Covid-19, hingga pembuatan rumah sakit darurat. Masyarakat juga sudah banyak yang mulai sadar untuk melindungi diri dengan menggunakan masker dan membatasi keluar rumah, meski sebagian lagi masih tidak mengindahkan himbauan tersebut.
Meski hingga saat ini belum terlihat tanda-tanda akan selesai, namun dengan adanya usaha-usaha dari pemerintah maupun masyrakat, penularan virus corona menjadi sedikit lebih terkendali. Hal ini bisa tercermin dari jumlah pasien yang dinyatakan sembuh, sudah terus meningkat setiap harinya.
Pelayanan untuk melakukan PCR Covid-19 dengan swab dan pelayanan rapid test pun semakin tersedia secara luas, terutama bagi orang-orang yang harus tetap bekerja di tengah pandemi. Meski begitu, bagi Anda yang sudah pernah melalui pemeriksaan tersebut dan hasilnya negatif, bukan berarti Anda bisa santai tanpa melakukan protokol kesehatan yang berlaku. Tetaplah jalankan himbauan-himbauan yang ada, agar Anda bisa tetap terhindar dari virus corona.
Pada tanggal 11 Maret 2020, badan kesehatan dunia bentukan PBB, World Health Organization (WHO) telah mengelurakan pernyataan bahwa dengan situasi yang ada, infeksi virus corona masuk dalam kategori pandemi. Pandemi adalah kategori penyebaran penyakit paling tinggi, di atas epidemi. 
Epidemi adalah tingginya jumlah penyakit di daerah tertentu, namun tidak menyebar luas ke daerah-daerah lain. Contoh dari epidemi adalah malaria di papua. Jika suatu infeksi penyakit mulai menyebar luas bahkan ke seluruh dunia dengan tingkat penyebaran cepat, maka kondisi tersebut disebut sebagai pandemi.
Sejak ratusan tahun yang lalu, dunia sudah mengalami beberapa kali masa pandemi. Pandemi yang menimbulkan jumlah korban paling besar di antaranya adalah Spanish Flu yang terjadi tahun 1918. Terakhir, WHO menyatakan adanya situasi pandemi adalah pada tahun 2009 saat kasus flu babi merebak. 
Penularan virus Corona
Melihat begitu maraknya penularan virus Corona di seluruh dunia, tidak heran jika banyak orang yang khawatir. Namun sekali lagi, jangan mudah percaya akan berita tidak benar yang berbeda dari fakta dan data sesungguhnya. Jangan sampai panik berlebihan.
Berikut ini fakta seputar penularan virus Corona, jangan sampai Anda salah kaprah dan percaya informasi yang salah.
Penularan paling mungkin terjadi antarmanusia yang berkontak dalam jarak dekat (sekitar 1,8 meter) dengan penderita.
Penularan tidak terjadi melalui udara, tapi lewat droplet atau tetesan carian tubuh penderita, seperti air liur saat batuk dan bersin.
Saat penderita bersin atau batuk tanpa menutup mulutnya, maka tetesan kecil-kecil air liur yang keluar bisa saja mendarat di tangan orang lain. Lalu, saat orang tersebut makan tanpa cuci tangan atau mengusap hidung, virus pun bisa masuk ke tubuh.
Penularan melalui permukaan benda yang pernah disentuh penderita bisa saja terjadi, tapi kemungkinannya lebih kecil.
Penularan melalui benda mati bisa terjadi jika penderita bersin atau batuk, lalu tetesan liurnya jatuh ke meja, kursi, atau benda mati lainnya. Lalu, setelah itu ada orang lain di area yang sama menyentuh benda tersebut.
Pasien yang mengalami infeksi COVID-19, paling mudah menularkannya pada orang lain saat gejalanya sedang parah-parahnya.
Meski begitu, penularan dari penderita ke orang lain juga bisa terjadi saat penderita belum mengalami gejala apapun.
Penularan juga dapat terjadi saat penderita hanya mengalami gejala ringan. Sehingga, bisa saja penderita hanya batuk ringan dan badannya terasa sehat, tapi ternyata sudah bisa menularkan virus tersebut kepada orang lain.
Gejala jika tertular virus Corona
Gejala infeksi COVID-19 memang tidak spesifik. Penderitanya bisa saja tidak mengalami gejala sama sekali, hanya mengalami gejala ringan, hingga komplikasi serius seperti pneumonia dan kematian.
Sejauh ini, berdasarkan sekitar 55.000 kasus yang dilaporkan ke WHO, tanda gejala yang paling umum dialami oleh pasien yang terinfeksi Covid-19 adalah:
Demam (sekitar 80%)
Batuk kering (sekitar 70%)
Merasa letih (sekitar 40%)
Ada dahak di tenggorokan (sekitar 35%)
Napas pendek-pendek atau sesak napas (sekitar 20%)
Sakit tenggorokan (sekitar 14%)
Sakit kepala (sekitar 14%)
Nyeri otot dan nyeri sendi (sekitar 15%)
Menggigil kedinginan (sekitar 11%)
Mual, muntal, dan hidung tersumbat (sekitar 5%)
Diare (sekitar 4%)
Batuk darah (sekitar 1%)
Sakit mata (sekitar 1%)
Orang yang terinfeksi virus SARS COV-2 umumnya akan mengalami gejala 5-6 hari setelah infeksi terjadi. Kebanyakan orang yang terinfeksi (sekitar 80%) hanya mengalami gejala ringan hingga sedang. Tingkat kesembuhan infeksi ini juga baik.
Sekitar 14% dari total penderita mengalami infeksi serius dan 6% penderita mengalami kondisi kritis akibat virus Corona.
Karena Covid-19 adalah penyakit baru, maka vaksin untuk mencegah penularan SARS COV-2 masih terus dikembangkan. Bukan dengan menggunakan masker, untuk sementara waktu, Anda bisa melindungi diri dari infeksi virus ini dengan melakukan langkah seperti:
Sering-sering mencuci tangan menggunakan air dan sabun atau hand sanitizer yang mengandung alkohol.
Saat bersin atau batuk, JANGAN tutup mulut dengan telapak tangan TAPI gunakan siku bagian dalam atau tisu.
Jangan sentuh mulut, mata atau hidung, sebelum mencuci tangan sampai bersih.
Hindari berdekatan dengan orang yang sedang sakit.
Jangan menggunakan benda apapun bersama dengan orang lain saat sedang sakit, termasuk gelas, alat makan, selimut atau handuk.
Bersihkan permukaan meja, kursi, telepon genggam, maupun benda-benda lainnya yang sering disentuh.
Jangan bepergian apabila sedang sakit, termasuk ke sekolah, kantor, ataupun tempat umum lainnya.
Kita memang harus bersiap diri dalam menghadapi wabah virus Corona. Namun, jangan sampai terlalu panik dan malah menyebarkan berita tidak benar mengenai isu penyebaran virus ini. Selalu jaga kesehatan dan kebersihan Anda, untuk menurunkan risiko penularan.
 Berdasarkan data yang disampaikan oleh Juru Bicara Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Achmad Yurianto, hingga tanggal 3 Juni 2020, warga negara Indonesia (WNI) yang tercatat positif terinfeksi virus corona menjadi 28.233 orang. Dari total tersebut 1.698 orang sudah dinyatakan meninggal dunia sementara pasien yang dinyatakan sembuh mencapai 8.406 orang.

Seiring meningkatnya jumlah kasus infeksi virus corona di tanah air, pemerintah pusat maupun daerah pun sudah mengeluarkan himbauan dan kebijakan guna mencegah meluasnya penyebaran virus ini. Penetapan kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) saat ini sudah ditetapkan di berbagai daerah di Indonesia.



Komentar